Archive for the ‘Uncategorized’ Category

IT Forensics

 

What(Apa yang dimaksud IT Forensic)

Forensik IT atau mungkin dikenal dengan computer forensic adalah suatu disipln ilmu turunan keamanan komputer yang membahas tentang temuan bukti digital setelah suatu peristiwa terjadi. Kegiatan forensic computer ini sendiri mencakup proses identifikasi, memelihara, menganalisa, dan mempergunakan bukti digital menurut hukum yang berlaku.

Menurut para ahli, definisi forensic IT diantaranya:

  • Menurut Noblett, yaitu berperan untuk mengambil, menjaga, mengembalikan, dan menyajikan data yang telah diproses secara elektronik dan disimpan di media komputer.
  • Menurut Judd Robin, yaitu penerapan secara sederhana dari penyidikan komputer dan teknik analisisnya untuk menentukan bukti-bukti hukum yang mungkin.
  • Menurut Ruby Alamsyah (salah seorang ahli forensik IT Indonesia), digital forensik atau terkadang disebut komputer forensik adalah ilmu yang menganalisa barang bukti digital sehingga dapat dipertanggungjawabkan di pengadilan. Barang bukti digital tersebut termasuk handphone, notebook, server, alat teknologi apapun yang mempunyai media penyimpanan dan bisa dianalisa.

WHY ( Mengapa IT Forensic dibutuhkan)

Penggunaan IT Forensic memiliki beberapa tujuan antara lain :

  • Mendapatkan fakta-fakta obyektif dari sebuah insiden / pelanggaran keamanan sistem informasi. Fakta-fakta tersebut setelah diverifikasi akan menjadi bukti-bukti (evidence) yang akan digunakan dalam proses hukum.
  • Mengamankan dan menganalisa bukti digital. Dari data yang diperoleh melalui survey oleh FBI dan The Computer Security Institute, pada tahun 1999 mengatakan bahwa 51% responden mengakui bahwa mereka telah menderita kerugian terutama dalam bidang finansial akibat kejahatan komputer. Kejahatan Komputer dibagi menjadi dua, yaitu :
    1. Komputer fraud : kejahatan atau pelanggaran dari segi sistem organisasi komputer.
    2. Komputer crime: kegiatan berbahaya dimana menggunakan media komputer dalam melakukan pelanggaran hukum.

Sedangkan alasan menggunakan IT Forensik antara lain :

  • Dalam kasus hukum, teknik komputer forensik sering digunakan untuk menganalisis sistem komputer milik terdakwa (dalam kasus pidana) atau milik penggugat (dalam kasus perdata).
  • Untuk memulihkan data jika terjadi kegagalan atau kesalahanhardware atau software.
  • Untuk menganalisa sebuah sistem komputer setelah terjadi perampokan, misalnya untuk menentukan bagaimana penyerang memperoleh akses dan apa yang penyerang itu lakukan.
  • Untuk mengumpulkan bukti untuk melawan seorang karyawan yang ingin diberhentikan oleh organisasi.
  • Untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana sistem komputer bekerja untuk tujuan debugging, optimasi kinerja, ataureverse-engineering.

WHEN ( Kapan IT Forensik digunakan )

Pada tahun 2002 diperkirakan terdapat sekitar 544 juta orang terkoneksi secara online. Meningkatnya populasi orang yang terkoneksi dengan internet akan menjadi peluang bagi munculnya kejahatan komputer dengan beragam variasi kejahatannya. Dalam hal ini terdapat sejumlah tendensi dari munculnya berbagai gejala kejahatan komputer, antara lain:

  1. Permasalahan finansial. Cybercrime adalah alternatif baru untuk mendapatkan uang. Perilaku semacam carding (pengambil alihan hak atas kartu kredit tanpa seijin pihak yang sebenarnya mempunyai otoritas), pengalihan rekening telepon dan fasilitas lainnya, ataupun perusahaan dalam bidang tertentu yang mempunyai kepentingan untuk menjatuhkan kompetitornya dalam perebutan market, adalah sebagian bentuk cybercrime dengan tendensi finansial.
  2. Adanya permasalahan terkait dengan persoalan politik, militer dan sentimen Nasionalisme. Salah satu contoh adalah adanya serangan hacker pada awal tahun 1990, terhadap pesawat pengebom paling rahasia Amerika yaitu Stealth Bomber. Teknologi tingkat tinggi yang terpasang pada pesawat tersebut telah menjadi lahan yang menarik untuk dijadikan ajang kompetisi antar negara dalam mengembangkan peralatan tempurnya.
  3. Faktor kepuasan pelaku, dalam hal ini terdapat permasalahan psikologis dari pelakunya. Terdapat kecenderungan bahwasanya seseorang dengan kemampuan yang tinggi dalam bidang penyusupan keamanan akan selalu tertantang untuk menerobos berbagai sistem keamanan yang ketat. Kepuasan batin lebih menjadi orientasi utama dibandingkan dengan tujuan finansial ataupun sifat sentimen.

Elemen penting dalam penyelesaian masalah keamanan dan kejahatan dunia komputer adalah penggunaan sains dan teknologi itu sendiri. Dalam hal ini sains dan teknologi dapat digunakan oleh fihak berwenang seperti: penyelidik, kepolisian, dan kejaksaan untuk mengidentifikasi tersangka pelaku tindak kriminal.

Bukti digital (Digital Evidence) merupakan salahsatu perangkat vital dalam mengungkap tindak cybercrime. Dengan mendapatkan bukti-bukti yang memadai dalam sebuah tindak kejahatan, Bukti Digital yang dimaksud dapat berupa adalah : E-mail, file-file wordprocessors, spreadsheet, sourcecode dari perangkat lunak, Image, web browser, bookmark, cookies, Kalender.

Ada 4 Elemen Forensik:

1. Identifikasi bukti digital

2. penyimpanan bukti digital

3. analisa bukti digital

4. presentasi bukti digital

WHO ( Siapa ahli  IT Forensik)

Seperti halnya dalam dunia nyata, diperlukan pula ahli Forensik Komputer dalam melaksanakan pekerjaan terkait. Jika dilihat dari kompetensi dan keahliannya, seorang ahli forensic computer yang baik dan lengkap harus memiliki tiga domain atau basis pengetahuan maupun keterampilannya, yaitu:

  1. Segi akademis, paling tidak yang bersangkutan memiliki latar belakang pengetahuan kognitif mengenai cara kerja computer dalam lingkungan jejaring teknologi informasi dan komputasi, terutama berkaitan dengan hal-hal yang bersifat fundamental dalam pengembangan system berbasis digital.
  2. Segi vokasi, dibutuhkan kemampuan untuk melakukan atau kerap disebut sebagai psiko-motorik, karena dalam prakteknya seorang ahli forensic akan melakukan kajian, analisa dan penelitian secara mandiri dengan menggunakan seperangkat peralatan teknis yang spesifik.
  3. Segi profesi, seorang ahli yang baik akan berpegang pada kode etik seorang ahli forensic.

Selain itu, dibutuhkan pula pengalaman yang cukup untuk dapat berkreasi dan berinovasi dalam setiap tantangan kasus forensic. Berdasarkan pengalaman, memang yang paling sulit adalah menyiapkan SDM yang handal di bidang forensic computer.

IT Audit Trail

Audit Trail merupakan salah satu fitur dalam suatu program yang mencatat semua kegiatan yang dilakukan tiap user dalam suatu tabel log secara rinci. Audit Trail secara default akan mencatat waktu , user, data yang diakses dan berbagai jenis kegiatan. Jenis kegiatan bisa berupa menambah, merungubah dan menghapus. Audit Trail apabila diurutkan berdasarkan waktu bisa membentuk suatu kronologis manipulasi data. Dasar ide membuat fitur Audit Trail adalah menyimpan histori tentang suatu data (dibuat, diubah atau dihapus) dan oleh siapa serta bisa menampilkannya secara kronologis. Dengan adanya Audit Trail ini, semua kegiatan dalam program yang bersangkutan diharapkan bisa dicatat dengan baik.

Cara kerja Audit Trail

Audit Trail yang disimpan dalam suatu tabel
1. Dengan menyisipkan perintah penambahan record ditiap query Insert, Update dan Delete
2. Dengan memanfaatkan fitur trigger pada DBMS. Trigger adalah kumpulan SQL statement, yang secara otomatis menyimpan log pada event INSERT, UPDATE, ataupun DELETE pada sebuah tabel.

Fasilitas Audit Trail
Fasilitas Audit Trail diaktifkan, maka setiap transaksi yang dimasukan ke Accurate, jurnalnya akan dicatat di dalam sebuah tabel, termasuk oleh siapa, dan kapan. Apabila ada sebuah transaksi yang di-edit, maka jurnal lamanya akan disimpan, begitu pula dengan jurnal barunya.

Hasil Audit Trail

Record Audit Trail disimpan dalam bentuk, yaitu :

  1. Binary File – Ukuran tidak besar dan tidak bisa dibaca begitu saja
  2. Text File – Ukuran besar dan bisa dibaca langsung
  3. Tabel.


Real Time Audit

Real Time Audit atau biasa yang di sebut dengan RTA adalah sebuah sistem manajemen kegiatan online yang menggabungkan sistem kegiatan manajemen dengan sistem monitoring dan evaluasi. Dalam penggunaannya, RTA sangat membantu dalam penghematan biaya overhead administrasi yang timbul dari penggunaan RTA yang signifikan, seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi, teknik kualitas dari pelaporan dan kontrol manajemen meningkatkan menyediakan kedua manajer dan pemilik modal dengan cara untuk mencari kegiatan yang dibiayai dari sudut pandang beberapa manfaat dengan minimum atau tidak ada konsumsi waktu di bagian aktivitas manajer. Oleh karena itu RTA sangat berguna sekali dalam membantu kita mengaudit suatu administrasi. RTA menggabungkan logis prosedural merekam dan sederhana dari perencanaan dan komitmen dana. prosedur analitik yang sedang berlangsung memberikan alert tepat waktu untuk mencegah pengeluaran yang tidak sesuai.

Dan ilmu yang mempelajari audit sistem informasi yang berhubungan dengan pengumpulan fakta dan bukti pelanggaran keamanan sistem informasi serta validasinya disebut IT Forensik. Dan metode audit yang bisa digunakan adalah COBIT.

sumber :

http://vlyodhart.wordpress.com/tag/forensic/

IT Audit Trail,Real Time Audit, IT Forensik

IT Audit Dan IT Forensik-2

 

Penggunaan Software Open Source dalam Pembuatan Aplikasi

            Open source merupakan software berlisensi non komersial(gratis lisensi), meskipun begitu kekuatan dan kehandalan software-software open source sangat ampuh dan dapat dipercaya yang performansi kerjanya sama dengan software-software komersil lainnya.

            Perangkat lunak open source adalah perangkat lunak yang kode programnya terbuka, artinya kode program itu dapat dilihat dan diperoleh secara bebas.

            Software open source disebarluaskan dengan menggunakan lisensi public, antara lain misalnya lisensi GPL(GNU General Public License). Lisensi model ini memastikan bahwa kode sumber sebuah program open source akan selamanya bersifat open source. (Oleh: Dr. Husni Thamrin Ketua POSS-UMS) [2]

Feature utama dari karakteristik free(open source) adalah kebebasan dari user untuk:

–          Menggunakan software sesuai keinginannya,

–          Memiliki software yang tersedia sesuai kebutuhan,

–          Mendistribusikan software kepada user lainnya. [1]

Di dalam pembuatan suatu aplikasi, pastinya dibutuhkan suatu software(perangkat lunak). Gunanya adalah untuk memudahkan dan membantu dalam pembuatan aplikasi yang akan dibuat.

Kenapa dianjurkan menggunakan software open source dalam membuat aplikasi ?

Penggunaan software open source dalam pembuatan aplikasi dianjurkan karena diantaranya memiliki keuntungan:

–          Software bisa didapatkan secara gratis

–    Dengan adanya software berlisensi open source tersebut, kita dapat memiliki dan menggunakan software tersebut untuk membuat aplikasi.

–          Legalitas dari aplikasi yang dibuat terjamin, dll.

Selain memiliki keuntungan, penggunaan software open source dalam pembuatan aplikasi juga memiliki kerugian,yaitu:

–    Sulit dalam penggunaan softwarenya, tidak banyak referensi yang membahas penggunaan software-software open source, dll.

Sumber referensi:

[1] amalia07.files.wordpress.com/2008/07/os.pdf

[2] mugos.ums.ac.id/pub/buletin/poss-buletin/POSSbuletin.pdf

Computer Vision

Pengertian

Computer vision merupakan proses otomatis yang mengintegrasikan sejumlah besar proses untuk persepsi visual, seperti akuisisi citra, pengolahan citra, pengenalan dan membuat keputusan. Computer vision mencoba meniru cara kerja sistem visual manusia (human vision) yang sesungguhnya sangat kompleks. Untuk itu, computer vision diharapkan memiliki kemampuan tingkat tinggi sebagaimana human visual.

Kemampuan itu diantaranya adalah:

  • Object detection → Apakah sebuah objek ada pada scene? Jika begitu, dimana batasan-batasannya..?
  • Recognation → Menempatkan label pada objek.
  • Description → Menugaskan properti kepada objek.
  • 3D Inference → Menafsirkan adegan 3D dari 2D yang dilihat.
  • Interpreting motion → Menafsirkan gerakan.

Computer Vision sering didefinisikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana komputer dapat mengenali obyek yang diamati/ diobservasi. Cabang ilmu ini bersama intelijensia semu (Artificial Intelligence) akan mampu menghasilkan sistem intelijen visual (Visual Intelligence System).

Computer Vision adalah kombinasi antara Pengolahan Citra dan Pengenalan Pola.

  • Pengolahan Citra (Image Processing) merupakan bidang yang berhubungan dengan proses transformasi citra/gambar (image). Proses ini bertujuan untuk mendapatkan kualitas citra yang lebih baik.

Sedangkan,

  • Pengenalan Pola (Pattern Recognition), bidang ini berhubungan dengan proses identifikasi obyek pada citra atau interpretasi citra. Proses ini bertujuan untuk mengekstrak informasi/pesan yang disampaikan oleh gambar/citra.

 

Hirarki pada Computer Vision

Hirarki pada computer vision ada 3 tahap, yaitu:

  • Pengolahan Tingkat Rendah (Image to image) → Menghilangkan noise, dan peningkatan gambar (enchament image).
  • Pengolahan  Tingkat Menengah (Image to dimbolic) → Kumpulan garis / vektor yang merepresentasikan batas sebuah obyek pada citra.
  • Pengolah Tingkat Tinggi (Simbolic to simbolic) → Representasi simbolik batas-batas obyek menghasilkan nama obyek tersebut.

 

Tahapan proses dalam Computer Vision

Sebuah komputer yang menyerupai kemampuan manusia dalam menangkap sinyal visual (human sight) dilakukan dalam empat tahapan proses dasar :

  • Proses penangkapan citra/gambar (image acquisition),
  • Proses pengolahan citra (image processing),
  • Analisa data citra (image analysis) dan
  • Proses pemahaman data citra (image understanding)

 

1.     Image Acqusition

  • Image Acqusition pada manusia dimulai dengan mata, kemudian informasi visual diterjemahkan ke dalam suatu format yang kemudian dapat dimanipulasi oleh otak.
  • Senada dengan proses di atas, computer  vision membutuhkan sebuah mata untuk menangkap sebuah sinyal visual.
  • Umumnya mata pada computer vision adalah sebuah kamera video.
  • Kamera menerjemahkan sebuah scene atau image
  • Kemudian sinyal listrik ini diubah menjadi bilangan biner yang akan digunakan oleh komputer untuk pemrosesan.
  • Keluaran dari kamera adalah berupa sinyal analog, dimana frekuensi dan amplitudonya (frekuensi berhubungan dengan jumlah sinyal dalam satu detik, sedangkan amplitudo berkaitan dengan tingginya sinyal listrik yang dihasilkan) merepresentasikan detail ketajaman (brightness) pada scene.
  • Kamera mengamati sebuah kejadian pada satu jalur dalam satu waktu, memindainya dan membaginya menjadi ratusan garis horizontal yang sama.
  • Tiap‐tiap garis membuat sebuah sinyal analog yang amplitudonya menjelaskan perubahan brightness sepanjang garis sinyal tersebut.
  • Karena komputer tidak bekerja dengan sinyal analog, maka sebuah analog‐to‐digital converter (ADC), dibutuhkan untuk memproses semua sinyal tersebut oleh komputer.
  • ADC ini akan mengubah sinyal analog yang direpresentasikan dalam bentuk informasi sinyal tunggal ke dalam sebuah aliran (stream) sejumlah bilangan biner.
  • Bilangan biner ini kemudian disimpan di dalam memori dan akan menjadi data raw yang akan diproses.

2.     Image Processing

  • Tahapan berikutnya computer vision akan melibatkan sejumlah manipulasi utama (initial manipulation) dari data binary tersebut.
  • Image processing membantu peningkatan dan perbaikan kualitas image, sehingga dapat dianalisa dan diolah lebih jauh secara lebih efisien.
  • Imagge processing akan meninggkatkan perbandingan sinyal terhadap noise (signal‐to‐noise ratio = s/n).
  • Sinyal‐sinyal tersebut adalah informasi yang akan merepresentasikan objek yang ada dalam image.
  • Sedangkan noise adalah segala bentuk interferensi, kekurang pengaburan, yang terjadi pada sebuah objek.

3.     Image Analysis

  • Image analysis akan mengeksplorasi scene ke dalam bentuk karateristik utama dari objek melalui suatu proses investigasi.
  • Sebuah program komputer akan mulai melihat melalui bilangan biner yang merepresentasikan informasi visual untuk mengidentifikasi fitur-fitur spesifik dan karakteristiknya.
  • Lebih khusus lagi program image analysis digunakan untuk mencari tepi dan batas‐batasan objek dalam image.
  • Sebuah tepian (edge) terbentuk antara objek dan latar belakangnya atau antara dua objek yang spesifik.
  • Tepi ini akan terdeteksi sebagai akibat dari perbedaan level brightness pada sisi yang berbeda dengan salah satu batasnya.

4.     Image Understanding

  • Ini adalah langkah terakhir dalam proses computer vision, yang mana spesifik objek dan hubungannya diidentifikasi.
  • Pada bagian ini akan melibatkan kajian tentang teknik‐teknik artificial intelligent.
  • Understanding berkaitan dengn template matching yang ada dalam sebuah scene.
  • Metoda ini menggunakan program pencarian (search program) dan teknik penyesuaian pola (pattern matching techniques).

 

Aplikasi Computer Vision

Sebagai teknologi disiplin, visi komputer berusaha untuk menerapkan teori dan model untuk pembangunan sistem visi komputer.

Aplikasi pada visi komputer mencakup berbagai macam sistem, yaitu:

  1. Pengendalian proses (misalnya, sebuah robot industri atau kendaraan otonom).
  2. Mendeteksi peristiwa (misalnya, untuk pengawasan visual atau orang menghitung).
  3. Mengorganisir informasi (misalnya, untuk pengindeksan database foto dan gambar urutan).
  4. Modeling benda atau lingkungan (misalnya, industri inspeksi, analisis gambar medis / topografis).
  5. Interaksi (misalnya, sebagai input ke perangkat untuk interaksi manusia komputer).
  6. Sub-domain visi komputer meliputi adegan rekonstruksi, acara deteksi, pelacakan video, pengenalan obyek, belajar, pengindeksan, gerak estimasi, dan gambar restorasi.

Sumber :

http://muhammadadri.net/wp-content/uploads/2009/04/computer-vision-01.pdf

http://cosaviora.blogspot.com/2010/11/computer-vision.html

http://freezcha.wordpress.com/2010/11/16/computer-vision/

Perbedaan Pendekatan Perancangan Sistem Terstruktur dan Berorientasi Objek

Pendekatan Perancangan Sistem Terstruktur

Pendekatan terstruktur adalah metode perkembangan sistem dengan menyediakan sistem tambahan yang berupa alat – alat dan teknik – teknik. Pada pendekatan terstruktur dibedakan atas dua pendekatan yaitu :
1. Pendekatan berorientasi proses
Pada pendekatan terstruktur yang beorientasi proses yang dilakukan adalah memeriksa input, output dan proses untuk sistem. Pendekatan berorientasi proses bekerja sangat baik jika professional sistem mengetahui lebih lanjut tentang input, proses dan output yang dihasilkan dari sistem .
2. Pendekatan beorientasi data
Pada pendekatan terstruktur beorientasi data yang dilakukan adalah memeriksa keputusan – keputusan yang dibuat sistem dan kemudian bekerja ke belakang untuk mengidentifikasi data yang dibutuhkan untuk mendukung keputusan tersebut. Pendekatan ini digunakan jika proses sistem, seperti input dan output belum ditentukan. Pada kasus ini, professional sistem harus berusaha dengan user menentukan bagaimana sistem nantinya. Fokusnya adalah untuk menentukan kebutuhan data untuk keputusan – keputusan yang akan berbasis pada data.
Ciri-ciri utama teknik terstruktur adalah sebagai berikut :
  • Merancang berdasar modul, Modularisasi adalah proses yang membagi suatu sistem menjadi beberapa modul yang dapat beroperasi secara independen
  • Bekerja dengan pendekatan top-down, Dimulai dari level atas (secara global) kemudian diuraikan sampai tingkat modul (rinci)
  • Dilakukan secara iterasi, Dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik, terlalu banyak iterasi juga akan menurunkan hasilnya dan menunjukkan bahwa tahap sebelumnya tidak dilakukan dengan baik
  •  Kegiatan dilakukan secara pararel, Pengembangan subsistem-subsistem dapat dilakukan secara pararel, sehingga akan memperpendek waktu pengembangan sistem
Tools Pendekatan Perancangan Terstruktur
  • DFD (Data Flow Diagram )
  • Kamus Data
  • Entity Relationship Diagram (ERD)
  • State Transition Diagram (STD)
Keuntungan pendekatan perancangan  terstruktur :
  • Mengurangi kerumitan masalah (reduction of complexity).
  • Konsep mengarah pada sistem yang ideal (focus on ideal).
  • Standarisasi (standardization).
  • Orientasi ke masa datang (future orientation).
  • Mengurangi ketergantungan pada disainer (less reliance on artistry).
Kekurangan Pendekatan Perancangan Terstruktur :
  • SSAD berorientasi utama pada proses, sehingga mengabaikan kebutuhan non-fungsional.
  • Sedikit sekali manajemen langsung terkait dengan SSAD.
  • Prinsip dasar SSAD merupakan pengembangan non-iterative (waterfall), akan tetapi kebutuhan akan berubah pada setiap proses.
  • Interaksi antara analisis atau pengguna tidak komprehensif, karena sistem telah didefinisikan dari awal, sehingga tidak adaptif terhadap perubahan (kebutuhan-kebutuhan baru).
  • Selain dengan menggunakan desain logic dan DFD, tidak cukup tool yang digunakan untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi pengguna untuk melakukan evaluasi.
  • Pada SAAD sulit sekali untuk memutuskan ketika ingin menghentikan dekomposisi dan mliai membuat sistem.
  • SSAD tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna.
  • SSAD tidak dapat memenuhi kebutuhan terkait bahasa pemrograman berorientasi obyek, karena metode ini memang didesain untuk mendukung bahasa pemrograman terstruktur, tidak berorientasi pada obyek (Jadalowen, 2002).

Pendekatan Perancangan Sistem Berorientasi Objek 

Pendekatan perancangan sistem berorientasi objek adalah suatu teknik pendekatan baru dalam melihat permasalahan dan sistem (sistem perangkat lunak, sistem informasi, atau sistem lainnya). Pendekatan ini memandang sistem yang akan dikembangkan sebagai suatu kumpulan objek-objek dunia nyata.
Terdapat beberapa cara untuk mengabstraksikan dan memodelkan objek-objek tersebut, yaitu abstraksi objek, kelas, hubungan antar kelas sampai abstraksi sistem. Saat mengabstraksikan dan memodelkan objek, data dan proses-proses yang dipunyai oleh objek akan dienkapsulasi (dibungkus) menjadi satu kesatuan.
Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep pendekatan berorientasi objek dapat diterapkan pada tahap analisis, perancangan, pemrograman, dan pengujian perangkat lunak. Ada berbagai teknik yang dapat digunakan pada masing-masing tahap tersebut, dengan aturan dan alat bantu pemodelan tertentu.
Tools pendekatan berorientasi objek :
  • Rational Unified Process (RUP) (Rational Software – IBM 2003)
  • Fusion (Coleman 1994)
  • STS development Method 3 (ADM3) (Firesmith 1993)
  • Berard’s object-oriented design (Berard 1991)
  • Booch’s object-oriented design (Booch 1983, 1991)
  • Coad and Yourdon’s object – oriented analysis (Coad & Yourdon 1989)
  • Coad and Yourdon’s object-oriented analysis (OOA) (Coad & Yourdon 1991)
  • Jacobson’s Objectory (Jacobson & Linstrom 1992)
  • Rumbaugh’s object modelling technique (OMT) (Rumbaugh et al. 1991)
  • Object-oriented system analysis (OOA) (Shlaer & Mellor 1988)
Kelebihan pendekatan berorientasi objek :
  • Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih mudah digunakan dalam pembangunan system
  • Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode OOAD (Sommerville, 2000).
  • Tidak ada pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
  • Analis dan programmer tidak dibatasi dengan batasan implementasi sistem, jadi desain dapat diformliasikan yang dapat dikonfirmasi dengan berbagai lingkungan eksekusi.
  • Relasi obyek dengan entitas (thing) umumnya dapat di mapping dengan baik seperti kondisi pada dunia nyata dan keterkaitan dalam sistem. Hal ini memudahkan dalam mehami desain (Sommerville, 2000).
  • Memungkinkan adanya perubahan dan kepercayaan diri yang tinggi terhadap kebernaran software yang membantu untuk mengurangi resiko pada pembangunan sistem yang kompleks (Booch, 2007).
  • Encapsliation data dan method, memungkinkan penggunaan kembali pada proyek lain, hal ini akan memperingan proses desain, pemrograman dan reduksi harga.
  • OOAD memungkinkan adanya standarisasi obyek yang akan memudahkan memahami desain dan mengurangi resiko pelaksanaan proyek.
  • Dekomposisi obyek, memungkinkan seorang analis untuk memcah masalah menjadi pecahan-pecahan masalah dan bagian-bagian yang dimanage secara terpisah. Kode program dapat dikerjakan bersama-sama. Metode ini memungkinkan pembangunan software dengan cepat, sehingga dapat segera masuk ke pasaran dan kompetitif. Sistem yang dihasilkan sangat fleksibel dan mudah dalam memelihara.
Kekurangan Pendekatan Berorientasi Objek :
  • Pada awal desain OOAD, sistem mungkin akan sangat simple.
  • Pada OOAD lebih fockus pada coding dibandingkan dengan SSAD.
  • Pada OOAD tidak menekankan pada kinerja team seperti pada SSAD.
  • Pada OOAD tidak mudah untuk mendefinisikan class dan obyek yang dibutuhkan sistem.
  • Sering kali pemrogramam berorientasi obyek digunakan untuk melakukan anlisisis terhadap fungsional siste, sementara metode OOAD tidak berbasis pada fungsional sistem.
  • OOAD merupakan jenis manajemen proyek yang tergolong baru, yang berbeda dengan metode analisis dengan metode terstruktur. Konsekuensinya adalah, team developer butuh waktu yang lebih lama untuk berpindah ke OOAD, karena mereka sudah menggunakan SSAD dalam waktu yang lama ( Hantos, 2005).
  • Metodologi pengembangan sistem dengan OOAD menggunakan konsep reuse. Reuse merupakan salah satu keuntungan utama yang menjadi alasan digunakannya OOAD. Namun demikian, tanpa prosedur yang emplisit terhadap reuse, akan sangat sliit untuk menerapkan konsep ini pada skala besar (Hantos, 2005).

Perbedaan Pendekatan Terstruktur dengan Pendekatan Berorientasi Objek

Sumber :

http://tikknara.blogspot.com/2011/11/pendekatan-perancangan-sistem.html

dewiar.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/410/M6-Perancangan%2BUmum.pdf

Java

Java adalah Bahasa Pemrograman yang dapat dijalankan pada berbagai Platform (MultiPlatform). Java dapat digunakan baik di Komputer, perangkat mobile, atau perangkat-perangkat lain yang dapat didukung oleh pemrograman java. Java adalah Bahasa pemrograman berorientasi objek yang Dikembangkan oleh Sun Microsystem dan diciptakan oleh James Gosling.

Definisi yang lain, Definisi Dari Sun Microsystem, Java adalah nama untuk sekumpulan teknologi untuk membuat dan menjalankan perangkat lunak pada komputer standalone ataupun pada lingkungan jaringan.

 

Dalam Penerapannya, Setiap Bahasa pemrograman pasti memiliki Kelebihan. Dibawah ini merupakan Kelebihan-kelebihan yang dimiliki Java, Yaitu:

  • MultiPlatform

Dapat dijalankan di beberapa platform / system operasi komputer.

  • Object Oriented Programming (OOP) /Pemrograman Berorientasi Objek

Artinya semua aspek yang terdapat di Java adalah Objek.

  • Perpustakaan Kelas yang lengkap
  • Bergaya C++

Sintaks pada Java seperti bahasa pemrograman C++ sehingga menarik para pemrogram C++ untuk pindah ke Java.

  • Pengumpulan sampah otomatis
  • Bersifat Portable
  • Tangguh
  • Aman

 

Perbandingan Bahasa Java dengan Bahasa Pemrograman Lain:

 

Perbandingan Java dengan C++

Java

C++

Pada awalnya diciptakan untuk mendukung komputasi jaringan. Dirancang terutama untuk pemrograman system
Murni pemrograman berorientasi objek. Merupakan pemrograman procedural dan juga pemrograman berorientasi objek.
Berjalan di mesin virtual. Berhadapan langsung dengan fasilitas tingkat rendah dari sistem.
Garbage collection secara otomatis (bisa dilakukan secara manual) dan tidak memiliki konsep destruktor. Manajemen memori Eksplisit, meskipun ada framework (kerangka kerja) pihak ketiga untuk melakukan pengumpulan sampah (garbage collection), serta mendukung desktruktor.
Library standar telah berkembang pada masing-masing rilis. Library Standar C++ memiliki lingkup dan fungsionalitas yang terbatas.
Single inheritance dari kelas Multiple inheritance, termasuk warisan virtual.
Tidak terdapat mekanisme fungsi pointer Terdapat mekanisme fungsi pointer
Memiliki Javadoc sebagai standar dokumentasi. Tidak memiliki standar dokumentasi.
Source code dikompilasi ke dalam kode byte untuk JVM . Tergantung pada platform Java tapi kode sumber biasanya tertulis untuk tidak tergantung pada sistem operasi fitur khusus. Source code C++ dapat ditulis untuk menjadi platform independen dan ditulis untuk mengambil keuntungan dari fitur spesifik platform. Biasanya dikompilasi ke dalam kode mesin asli.

 

 

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Java

http://bebas.vlsm.org/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/SistemOperasi-4.X-1/ch04.html

http://maasdianto.web.id/java-and-c-dalam-perbandingan/

Algoritma Bresenham

Posisi suatu piksel dapat diketahui atau dihitung, salah satunya dengan menggunakan Algoritma Bresenham dengan cara:

1. Input 2 endpoint, simpan endpoint kiri sebagai (x0,y0).

2. Plot titik pertama tersebut.

3. Hitung konstanta ∆x, ∆y, 2∆y, 2∆y-2∆x dan nilai awal parameter keputusan p0=2∆y-∆x.

4. Untuk setiap xk pada garis, mulai dari k = 0. Ujilah:

Jika pk < 0, plot (xk+1,yk) dan pk+1 = pk+2∆y

Jika pk ≥ 0, plot (xk+1,yk+1) dan pk+1 = pk+2∆y-2∆x

5. Ulangi langkah 4, ∆x kali.

 

Contoh soal:

Hitung posisi pixel hingga membentuk sebuah garis yang menghubungkan titik (10 , 4) dan (16 ,8) !

Jawab :

(x0,y0) = (10,4)

∆x =16-10=6  ,  ∆y=8-4=4  ,  2∆y=8  ,  2∆y-2∆x=8-12= -4

p0=2∆y-∆x=8-6=2

 

Cara mencarinya:

  • k=0

pk=p0=2

2 > 0 maka xk+1,yk+1 = 10+1,4+1= 11,5

  • k=1

pk=p0+1=pk+2∆y-2∆x

p1= 2+(-4)=-2

-2 < 0 maka xk+1,yk = 11+1,5 = 12,5

  • k=2

pk=p1+1=pk+2∆y

p2=-2+8=6

6 > 0 maka xk+1,yk+1 = 12+1,5+1 = 13,6

  • k=3

pk=p2+1=pk+2∆y-2∆x

p3=6+(-4)=2

2 > 0 maka xk+1,yk+1 = 13+1,6+1 = 14,7

  • k=4

pk=p3+1=pk+2∆y-2∆x

p4=2+(-4)=-2

-2 < 0 maka xk+1,yk = 14+1,7 =15,7

  • k=5

pk=p4+1=pk+2∆y

p5=-2+8=6

6 > 0 maka xk+1,yk+1 = 15+1,7+1 = 16,8

 

k

pk

xk+1,yk+1

0

2

11 , 5

1

-2

12 , 5

2

6

13 , 6

3

2

14 , 7

4

-2

15 , 7

5

6

16 , 8

Teori Tingkah laku konsumen: Teori nilai Guna (Utility)

Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan: Pendekatan Nilai guna (utiliti) cardinal dan pendekatan nilai guna ordinal. Dalam pendekatan nilai guna cardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Dalam pendekatan nilai guna ordinal, Manfaat atau kenikmatan yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi. Tingkah laku seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan dengan bantuan Kurva kepuasan sama yaitu kurva yang menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna (kepuasan) yang sama.

Teori Nilai Guna (utility)

Didalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan barang-barang dinamakan nilai guna atau utility. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya.

Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian: nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.

Hipotesis Utama Teori Nilai Guna

Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai Hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif yaitu apabila konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi semakin sedikit. Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan yang terus-menerus dalam megkonsumsi suatu barang tidak secara terus-menerus menambah kepuasan yang dinikmati orang yang mengkonsumsikannya.

Cara Memaksimumkan Nilai Guna

Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi dan jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama.

Syarat Pemaksimuman Nilai Guna

Dalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang adalah berbeda. Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang maksimum adalah: Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya.

Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan

Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva permintaan bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan bahwa semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan ke atasnya. Ada 2 faktor yang menyebabkan permintaan keatas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan: Efek penggantian dan Efek pendapatan.

Efek Penggantian

Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah. Misal, harga barang A bertambah tinggi, maka sebagai akibatnya sekarang MU barang A/PA menjadi lebih kecil dari semula. Kalau harga barang-barang lainnya tidak mengalami perubahan lagi maka perbandingan diantara nilai guna marjinal barang-barang itu dengan harganya (atau nilai guna marjinal per rupiah dan barang-barang itu) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, untuk barang B misalnya, MU barang B/PB yang sekarang adalah sama dengan sebelumnya. Berarti sesudah harga barang A naik, keadaan yang berikut berlaku:

Dalam keadan seperti diatas, nilai guna akan menjadi bertambah banyak (maka kepuasan konsumen akan menjadi bertambah tinggi) sekiranya konsumen itu membeli lebih banyak barang B dan mengurangi pembelian barang A. kedaan diatas menunjukkan bahwa kalau harga naik, permintaan terhadap barang yang mengalami kenaikan harga tersebut akan menjadi semakin sedikit.

Dengan cara yang sama sekarang tidak susah untuk menunjukkan bahwa penurunan harga menyebabkan permintaan ke atas barang yang mengalami penurunan harga itu akan menjadi bertambah banyak. Penurunan harga menyebabkan barang itu mewujudkan nilai guna marjinal per rupiah yang lebih tinggi daripada nilai guna marjinal per rupiah dari barang-barang lainnya yang tak berubah harganya. Maka, karena membeli barang tersebut akan memaksimumkan nilai guna, permintaan ke atas barang tersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah rendah.

Efek Pendapatan

Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan riil bertambah, dan ini akan mendorong konsumen menambah jumlah barang yang dibelinya. Akibat dari perubahan harga kepada pendapatan ini, yang disebut efek pendapatan, lebih memperkuat lagi efek panggantian didalam mewujudkan kurva permintaan yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah.

Surplus Konsumen

Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat.

Contoh: Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.

Sumber :

Sukirno, Sadono. 2005.MikroEkonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Pola Kegiatan Perekonomian

Mekanisme Pasar : Suatu penilaian awal

Kemajuan yang telah dicapai berbagai perekonomian, terutama perekonomian negara-negar maju, membuktikan bahwa (i) pada umumnya mekanisme pasar adalah sistem yang cukup efisien di dalam mengalokasikan faktor-faktor produksi dan mengembangkan perekonomian, tetapi (ii) dalam kedaan tertentu ia menimbulkan beberapa akibat buruk sehingga diperlukan campur tangan pemerintah untuk memperbaikinya.

Beberapa kebaikan Mekanisme Pasar

Mekanisme pasar dapat mengalokasikan faktor-faktor produksi dengan cukup efisien dan dapat mendorong perkembangan ekonomi disebabkan karena ia memiliki beberapa kebaikan.

Kebaikan Mekanisme Pasar:

  • Pasar dapat memberi Informasi yang lebih tepat.

Pasar dapat memberikan informasi yang sangat berguna, yaitu dengan memberikan keterangan tentang harga barang dan sampai dimana besarnya permintaan kepada berbagai barang.

  • Pasar memberi perangsang untuk mengembangkan kegiatan usaha

Keadaan dalam pasar terus menerus mengalami perubahan. Pertambahan pendapatan, kemajuan teknologi dan pertambahan penduduk akan mengembangkan permintaan. Ini akan memberikan dorongan kepada pengusaha untuk menambah produksi dan meningkatkan kegiatan ekonomi.

  • Pasar memberi perangsang untuk memperoleh keahlian Modern

Pasar yang semakin meluas berarti lebih banyak barang harus diproduksi. Untuk mempercepat pertambahan produksi, teknologi yang lebih modern harus digunakan dan kemahiran teknik dan manajemen yang modern diperlukan. Kebutuhan ini akan menjadi perangsang untuk memperoleh keahlian dan cara memproduksi secara modern.

  • Pasar menggalakkan penggunaan barang dan faktor produksi secara Efisien
  • Pasar memberikan kebebasan yang tinggi kepada Masyarakat untuk melakukan kegiatan Ekonomi

Tidak seorang pun didalam pasar mendapat suatu tekanan didalam menjalankan kegiatannya. Ia bebas untuk membeli berbagai macam barang yang diinginkannya dan begitu pula ia mempunyai kebebasan untuk menjual faktor produksi yang dimilikinya kepada pengusaha / perusahaan yang menurut pendapatnya akan memberikan pembayaran yang paling menguntungkan. Para pengusaha mempunyai kebebasan yang penuh untuk memilih jenis barang-barang yang akan diproduksinya dan jenis-jenis faktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut.

Beberapa kelemahan Mekanisme Pasar

  • Kebebasan yang tidak terbatas menindas Golongan-golongan tertentu

Kebebasan dalam melakukan kegiatan ekonomi yang tidak ada batasnya dapat merugikan golongan yang lemah dan kaum minoritas. Persaingan yang sangat bebas menyebabkan golongan yang kuat kedudukannya menjadi bertambah kuat lagi. Golongan mayoritas dalam ekonomi menindas golongan minoritas.

  • Kegiatan Ekonomi sangat tidak stabil keadaannya

Mekanisme pasar yang bebas menyebabkan perekonomian selalu mengalami kegiatan naik turun yang tidak teratur. Pada ketika tertentu ia mengalami kemakmuran yang sangat tinggi tetapi pada masa berikutnya mengalami kemerosotan yang sangat serius. Kegoncangan yang seperti itu sangat merugikan masyarakat.

  • Sistem Pasar dapat menimbulkan Monopoli

Tidak selalu mekanisme pasar itu merupakan suatu sistem pasar persaingan sempurna dimana harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan ditentukan oleh permintaan pembeli dan penawaran penjual yang banyak jumlahnya. Dalam perekonomian yang sudah sangat modern satu atau beberapa perusahaan raksasa dapat meguasai pasar. Mereka mempunyai kekuasaan yang sangat besar di pasar dalam menentukan harga dan menentukan jenis dan jumlah barang yang ditawarkan. Mereka selalu membatasi produksi pada tingkat dimana mereka akan memperoleh keuntungan yang maksimum.

  • Mekanisme pasar tidak dapat menyediakan beberapa jenis barang secara efisien
  • Kegiatan konsumen dan produsen mungkin menimbulkan “Eksternalitas” yang merugikan

Yang dimaksud dengan ekternalitas adalah sampingan (buruk atau baik) yang ditimbulkan oleh kegiatan mengkonsumai atau memproduksi.

Kegagalan Pasar dan campur tangan pemerintah

Yang dimaksud dengan kegagalan pasar adalah ketidakmampuan dari suatu perekonomian pasar untuk berfungsi secara efisien dan menimbulkan keteguhan dalam kegiatan dan pertumbuhan ekonomi. Kegagalan ini mendorong pemerintah untuk menjalankan beberapa kegiatan ekonomi.

Berdasarkan kelemahan dari mekanisme pasar seperti yang telah diterangkan, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari campur tangan pemerintah adalah untuk:

1)      Menjamin agar kesamaan hak untuk setiap individu tetap wujud dan penindasan dapat dihindarkan.

2)      Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan yang teratur dan stabil.

3)      Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan besar yang dapat mempengaruhi pasar agar mereka tidak menjalankan praktek-praktek monopoli yang merugikan.

4)      Menyediakan “barang bersama” .

5)      Mengawasi agar “eksternalitas” kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dihindari atau dikurangi masalahnya.

Bentuk-bentuk campur tangan pemerintah

Keterlibatan pemerintah dalam kegiatan ekonomi dapat dibedakan dalam tiga bentuk:

  • Membuat peraturan-peraturan

Tujuan pokok dari peraturan-peraturan pemerintah adalah agar kegiatan-kegiatan ekonomi dijalankan secara wajar dan tidak merugikan khalayak ramai. Peratutan yang dibuat pemerintah meliputi pengaturan terhadap berbagai aspek dari kegiatan ekonomi. Ia bukan saja terbatas kepada mengatur kegiatan dan pendirian industri tetapi juga kegiatan ekspor dan impor, perbaikan lalu lintas, pengembangan perusahaan dan berbagai aspek kegiatan ekonomi lainnya.

  • Menjalankan kebijakan fiskal dan moneter

Kebijakan fiskal adalah strategi dan langkah-langkah pemerintah dalam pengeluarannya dan sistem dan cara-cara mengumpulkan pajak. Sedangkan Kebijakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah untuk mempengaruhi situasi keuangan dalam perekonomian, yaitu mempengaruhi suku bunga, operasi bank-bank, dan mengatur jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Kedua kebijakan ini sangat penting artinya dalam mengatur kegiatan ekonomi.

  • Melakukan kegiatan ekonomi secara langsung.

Dalam kegiatan ekonomi terdapat perbedaan yang nyata diantara keuntungan yang dinikmati oleh orang yang melakukannya (ini dinamakan keuntungan pribadi) dan keuntungan yang diperoleh masyarakat secara keseluruhan (ini dinamakan keuntungan sosial). Kegiatan-kegiatan yang biasa dilaksanakan oleh pemerintah dengan tujuan mengurangi keuntungan perseorangan dan memaksimumkan keuntungan sosial adalah kegiatan pengangkutan kereta api, perusahaan jasa untuk menyediakan air bersih, listrik dan telepon, dan perusahaan jasa pos.

Sumber:

Sukirno, Sadono. 2005.MikroEkonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Trojan

Trojan horse atau Kuda Troya atau yang lebih dikenal sebagai Trojan dalam keamanan komputer  merujuk kepada sebuah bentuk perangkat lunak yang mencurigakan (malicious software/malware) yang dapat merusak sebuah sistem atau jaringan. Tujuan dari Trojan adalah memperoleh informasi dari target (password, kebiasaan user yang tercatat dalam system log, data, dan lain-lain), dan mengendalikan target (memperoleh hak akses pada target).

Cara Kerja

Trojan berbeda dengan jenis perangkat lunak mencurigakan lainnya seperti  worm karena hal berikut:

  • Trojan bersifat “stealth” (siluman dan tidak terlihat) dalam operasinya dan seringkali berbentuk seolah-olah program tersebut merupakan program baik-baik, sementara worm bertindak lebih agresif dengan merusak sistem atau membuat sistem menjadi crash.
  • Trojan tidak mereplikasi dirinya sendiri, sementara worm melakukannya.
  • Pada umumnya Trojan tidak berbahaya selama pengguna tidak terhubung pada internet atau jaringan. Karena Trojan dikendalikan dari komputer lain (komputer attacker).

Cara Penyebaran

Penggunaan istilah Trojan atau Trojan horse dimaksudkan untuk menyusupkan kode-kode mencurigakan dan merusak di dalam sebuah program baik-baik dan berguna. Kebanyakan Trojan saat ini berupa sebuah berkas yang dapat dieksekusi (*.EXE atau *.COM dalam sistem operasi windows dan DOS atau program dengan nama yang sering dieksekusi dalam sistem operasi UNIX, seperti ls, cat, dan lain-lain) yang dimasukkan ke dalam sistem yang ditembus oleh seorang cracker untuk mencuri data yang penting bagi pengguna. Trojan juga dapat menginfeksi sistem ketika pengguna mengunduh aplikasi (seringnya berupa game komputer) dari sumber yang tidak dapat dipercayai dalam jaringan internet. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat memiliki kode Trojan yang diintegrasikan di dalam dirinya dan mengizinkan seorang cracker untuk dapat mengacak-acak sistem yang bersangkutan.

Jenis-Jenis Trojan

Beberapa jenis Trojan yang beredar antara lain adalah:

  • Pencuri password: Jenis Trojan ini dapat mencari password yang disimpan di dalam sistem operasi (/etc/passwd atau /etc/shadow dalam keluarga sistem operasi UNIX atau berkas Security Account Manager (SAM) dalam keluarga sistem operasi windows NT) dan akan mengirimkannya kepada si penyerang yang asli.
  • Pencatat penekanan tombol (keystroke logger/keylogger): Jenis Trojan ini akan memantau semua yang diketikkan oleh pengguna dan akan mengirimkannya kepada penyerang.
  • Tool administrasi jarak jauh (Remote Administration Tools/RAT): Jenis Trojan ini mengizinkan para penyerang untuk mengambil alih kontrol secara penuh terhadap sistem dan melakukan apapun yang mereka mau dari jarak jauh, seperti memformat harddisk, mencuri atau menghapus data dan lain-lain.
  • DDoS Trojan atau Zombie Trojan: Jenis Trojan ini digunakan untuk menjadikan sistem yang terinfeksi agar dapat melakukan Serangan penolakan layanan secara terdistribusi terhadap host target.
  • Ada lagi sebuah jenis Trojan yang mengimbuhkan dirinya sendiri ke sebuah program untuk memodifikasi cara kerja program yang diimbuhinya. Jenis Trojan ini disebut sebagai Trojan virus.

Pendeteksian dan Pembersihan

  • Memeriksa Listening Port

Mendeteksi keberadaan Trojan merupakan sebuah tindakan yang agak sulit dilakukan. Cara termudah adalah dengan melihat port-port mana yang terbuka dan sedang berada dalam keadaan “listening”,  dengan menggunakan utilitas tertentu semacam Netstat. Hal ini dikarenakan banyak Trojan berjalan sebagai sebuah layanan sistem, dan bekerja di latar belakang (background), sehingga Trojan-Trojan tersebut dapat menerima perintah dari penyerang dari jarak jauh. Ketika sebuah transmisi UDP atau TCP dilakukan, tapi transmisi tersebut dari port (yang berada dalam keadaan “listening”) atau alamat yang tidak dikenali. Hal tersebut dapat dijadikan pedoman bahwa sistem yang bersangkutan telah terinfeksi oleh Trojan Horse.

  • Membuat Snapshot

Cara lainnya yang dapat digunakan adalah dengan membuat sebuah “snapshot” terhadap semua berkas program (*.EXE, *.DLL, *.COM, *.VXD, dan lain-lain) dan membandingkannya seiring dengan waktu dengan versi-versi terdahulunya, dalam kondisi komputer tidak terkoneksi ke jaringan. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat sebuah checksum terhadap semua berkas program (dengan CRC atau MD5 atau mekanisme lainnya). Karena seringnya Trojan dimasukkan ke dalam direktori di mana sistem operasi berada, maka yang patut dicurigai adalah berkas-berkas yang berada di dalam direktori tersebut. Banyak berkas yang dapat dicurigai, khususnya berkas-berkas program yang memiliki nama yang mirip dengan berkas yang “baik-baik”. Sebuah berkas yang dijalankan oleh banyak layanan sistem operasi Windows dapat juga dicurigai sebagai Trojan Horse.

  • Antivirus

Cara terakhir adalah dengan menggunakan sebuah Perangkat lunak antivirus, yang dilengkapi kemampuan untuk mendeteksi Trojan yang dipadukan dengan Firewall yang memonitor setiap transmisi yang masuk dan keluar. Cara ini lebih efisien, Namun lebih mahal.

Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Trojan

Tugas Teori Organisasi Umum 2

1. Permintaan dan Penawaran

Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para pembeli terhadap suatu barang. Sedangkan teori penawaran menerangkan sifat para penjual dalam menawarkan sesuatu barang yang akan dijualnya. Dengan menggabungkan permintaan oleh pembeli dan penawaran oleh penjual akan dapat ditunjukkan bagaimana interaksi antara pembeli dan penjual, akan menentukan harga keseimbangan atau harga pasar dan jumlah barang yang akan diperjualbelikan.

1.1 Permintaan

  • Teori Permintaan

Teori Permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga.

Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh banyak faktor. Diantara faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah seperti yang dinyatakan di bawah ini:

  1. Harga barang itu sendiri.
  2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.
  3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
  4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
  5. Cita rasa masyarakat.
  6. Jumlah penduduk.
  7. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.

Dalam analisis ekonomi dianggap bahwa permintaan suatu barang terutama dipengaruhi oleh tingkat harganya. Oleh sebab itu, dalam teori permintaan yang terutama dianalisis adalah hubungan antara jumlah permintaan suatu barang dengan harga barang tersebut.

  • Hukum Permintaan

Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dan harganya.

Hukum Permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan:

Makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.

  • Kurva Permintaan

Kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara harga sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang diminta para pembeli.

Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri atas kekanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang diminta, yang mempunyai sifat hubungan yang terbalik. Kalau salah satu variabel naik (misal, harga) maka variabel yang lainnya akan turun ( misal, jumlah yang diminta).

  • Pergeseran Kurva Permintaan

Kurva permintaan akan bergerak ke kanan atau ke kiri, yaitu seperti yang ditunjukkan dalam gambar, apabila terdapat perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh faktor bukan-harga. Sekiranya harga barang lain, pendapatan para pembeli dan berbagai faktor bukan-harga lainya mengalami perubahan, maka perubahan ini akan menyebabkan kurva permintaan pindah ke kanan atau ke kiri.

Apabila faktor-faktor lain tidak mengalami perubahan, kenaikan pendapatan ini akan menaikkan permintaan, yaitu pada setiap tingkat harga jumlah yang diminta menjadi bertambah banyak.

Gambar tersebut menunjukan bahwa apabila kurva permintaan bergerak kesebelah kanan, maka perpindahan itu menunjukkan pertambahan dalam permintaan. Sebaliknya pergeseran kurva permintaan kesebelah kiri, berarti bahwa permintaan telah berkurang.

1.2 Teori penawaran

  • Penentu-penentu penawaran

Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor. Yang terpenting adalah:

  1. Harga barang itu sendiri.
  2. Harga barang-barang lain.
  3. Biaya produksi.
  4. Tujuan-tujuan operasi perusahaan tersebut.
  5. Tingkat teknologi yang digunakan.

Hukum Penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya apabila harganya tinggi dan bagaimana pula keinginan untuk menawarkan barangnya tersebut apabila harganya rendah.

Hukum Penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut akan ditawarkan.

  • Kurva Penawaran

Kurva penawaran adalah suatu kurva yng menunjukkan hubungan diantara harga sesuatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan.

Pada umumnya kurva penawaran menaik dari kiri bawah ke kanan atas. Berarti arah pergerakannya berlawanan dengan arah pergerakan kurva permintaan . Bentuk kurva penawaran bersifat seperti itu karena terdapat hubungan yang positif diantara harga dan jumlah barang yang ditawarkan, yaitu makin tinggi harga, makin banyak jumlah yang ditawarkan.

  • Pergeseran Kurva Penawaran

Perubahan faktor-faktor lain diluar harga menimbulkan pergeseran kurva tersebut. Perubahan dalam jumlah yang ditawarkan dapat pula berlaku sebagai akibat dari pergeseran kurva penawaran.

1.3 Penentuan harga dan jumlah yang diperjualbelikan

Harga suatu barang dan jumlah barang tersebut diperjualbelikan, ditentukan oleh permintaan dan penawaran barang tersebut. Oleh karena itu, untuk menganalisis mekanisme penentuan harga jumlah barang yang diperjualbelikan, secara serentak perlulah dianalisis permintaan dan penawaran terhadap sesuatu barang tertentu yang wujud di pasar.

Keadaaan disuatu pasar dikatakan dalam keseimbangan atau ekuilibrium apabila jumlah yang ditawarkan para penjual pada suatu harga tertentu adalah sama dengan jumlah yang diminta para pembeli pada harga tersebut. Dengan demikian, harga sesuatu barang yang diperjualbelikan dapat ditentukan dengan dengan melihat keadaan keseimbangan dalam suatu pasar. Tiga cara dapat digunakan untuk menunjukkan keadaan keseimbangan tersebut, yaitu:

  1. Menentukan keseimbangan secara angka (menggunakan angka),
  2. Menentukan keseimbangan secara grafik (menggunkan kurva permintaan dan penawaran),
  3. Menentukan keadaan keseimbangan secara matematik.

  • Beberapa kasus perubahan keseimbangan

Perubahan faktor-faktor lain diluar harga yang mempengaruhi permintaan atau penawaran, akan menyebabkan perubahan keseimbangan. Terdapat 4 kemungkinan perubahan/ pergeseran kurva permintaan dan penawaran, yaitu:

–          Permintaan Bertambah (kurva permintaan bergeser ke kanan)

–          Permintaan Berkurang (kurva permintaan bergeser ke kiri)

–          Penawaran Bertambah (kurva penawaran bergeser ke kanan)

–          Penawaran Berkurang (kurva penawaran bergeser ke kiri)

2. Elastisitas Permintaan dan Penawaran

Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari, adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini dinamakan Elastisitas Permintaan. Perubahan harga juga menimbulkan akibat yang berbeda terhadap jumlah penawaran berbagai barang. Ukuran kuantitatif sebagai akibat perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan Elastisitas Penawaran.


2.1 Elastisitas Permintaan

Elastisitas Permintaan dibedakan kepada tiga konsep yaitu:

  1. Elastisitas permintaan harga.
  2. Elastisitas permintaan pendapatan.
  3. Elastisitas permintaan silang.
  • Elastisitas permintaan harga

Dalam analisis, Elastisitas permintaan harga lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan. Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentasi perubahan harga disebut koefisian elastisitas harga.

Beberapa ciri penting dari elastisitas permintaan harga adalah:

–          Setiap perubahan harga akan mewujudkan 2 nilai elastisitas, dan untuk menghindari kelemahan ini elastisitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus titik tengah.

–          Sepanjang satu garis lurus nilai elastisitasnya berbeda.

–          Tingkat elastisitas dapat dibedakan kepada 5 golongan: elastis, tidak elastis, elastis uniter, tidak elastis sempurna, dan elastis sempurna.

Faktor utama yang menentukan elastisitas permintaan harga adalah: – Banyaknya barang pengganti yang tersedia, – persentasi pendapatan yang dibelanjakan, – jangka waktu analisis.

  • Elastisitas Permintaan silang

Koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang apabila terjadi perubahan terhadap harga barang lain dinamakan elastisitas permintaan silang atau elastisitas silang. Apabila perubahan harga barang Y menyebabkan permintaan barang X berubah, maka sifat perhubungan diantara keduanya digambarkan oleh elastisitas silang. Besarnya elastisitas silang (Ec) dapat dihitung berdasarkan pada rumus berikut:

  • Elastisitas Permintaan Pendapatan

Koefisien yang menunjukkan sampai dimana besarnya perubahan permintaan terhadap sesuatu barang sebagai akibat daripada perubahan pendapatan pembeli dinamakan elastisitas permintaan pendapatan atau elastisitas pendapatan. Besarnya elastisitas pendapatan (Ey) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

2.2 Elastisitas Penawaran

Elastisitas permintaan mengukur responsif permintaan yang ditimbulkan oleh perubahan harga sedangkan elastisitas penawaran mengukur responsif penawaran sebagai akibat perubahan harga.

Koefisien elastisitas penawaran

Koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Untuk tujuan perhitungan, rumus diatas perlu di ubah menjadi:

Dimana Es adalah koefisien elastisitas penawaran ,QB adalah jumlah baru barang yang ditawarkan, QA adalah jumlah penawaran yang asal, PB adalah tingkat harga yang baru dan PA adalah tingkat harga yang asal.

Tingkat elastisitas kurva penawaran

Elastisitas penawaran mempunyai sifat-sifat yang bersamaan dengan elastisitas permintaan, yaitu terdapat 5 tingkat elastisitas : elastis sempurna, elastis, elastis uniter, tidak elastis, dan tidak elastis sempurna.

Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas penawaran

Dua faktor yang dianggap sebagai faktor yang sangat penting didalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu:

  1. sifat dari perubahan biaya produksi, dan
  2. jangka waktu dimana penawaran tersebut di analisis.

Didalam menganalisis pengaruh waktu kepada elastisitas penawaran, biasanya dibedakan 3 jenis jangka waktu, yaitu:

  • Masa amat singkat,
  • jangka pendek, dan
  • Jangka panjang.

3. Biaya (Cost) dan Pendapatan (Revenue)


3.1. Biaya

3.1.1        Pengertian Biaya

Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa biaya dalam arti luas adalah :

“Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.

3.1.2        Macam-macam biaya

Menurut Mulyadi (2005:14) tedapat berbagai macam biaya dalam suatu perusahaan, yaitu:

  1. Biaya produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

Biaya produksi dapat dibedakan kedalam dua macam yaitu: Biaya tetap (fixed cost) dan Biaya Variabel (variable cost). Dalam analisis biaya produksi perlu memperhatikan, Biaya produksi rata-rata: yang meliputi biaya produksi total rata-rata; dan biaya produksi marginal, yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk menambah satu unit produksi.

Jadi, dari segi sifat biaya dalam hubungannya dengan tingkat output, biaya produksi dibagi kedalam:

1. Biaya Total (Total Cost = TC). Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi.

    TC = TFC + TVC

    Dimana TFC = total fixed cost; dan TVC = total variable cost.

    2. Biaya Tetap Total (total fixed cost =TFC). Biaya tetap total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh factor produksi yang tidak dapat berubah jumlahnya.

    1. Biaya variabel total (Total variabel Cost = TVC). Biaya variabel total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel.

    2. Biaya Tetap Rata-rata (Average Fixed Cost =AFC). Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap total dibagi dengan jumlah produksi.

    AFC = TFC / Q

    3. Biaya Variabel Rata-rata (Average Variable Cost = AVC). Biaya Variabel rata-rata adalah biaya variabel total dibagi dengan jumlah produksi.

    AVC = TVC / Q

    4.  Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost =AC). Biaya total rata-rata adalah biaya total dibagi dengan jumlah produksi.

    AC =  TC / Q atau AC = AFC + AVC

    5.  Biaya Marginal (Marginal Cost =MC). Biaya marginal adalah tambahan biaya produksi yang digunakan untuk menambah produksi 1 unit.

    MC = ∆TC / ∆Q

    2. Biaya pemasaran

    Biaya pemasaran merupakan Biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk.

    3. Biaya Administrasi dan Umum

    Merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasran produk.

    3.2. Pendapatan (Revenue)

    Pendapatan adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya Terdapat 3 konsep penting tentang revenue yang perlu diperhatikan untuk analisis perilaku produsen.

    1. Total Revenue (TR), yaitu total penerimaan produsen dari hasil penjualan outputnya. Jadi, TR = Pq Q, dimana Pq =  harga output per unit; Q = jumlah output.
    2. Average Revenue (AR), yaitu penerimaan produsen per unit output yang dijual.

    AR =  TR / Q = PqQ / Q = Pq

    Jadi, AR adalah harga jual output per unit

    1. Marginal Revenue (MR), kenaikan Tr yang disebabkan oleh tambahan penjualan satu unit output.
    2. MR = ∆TR / ∆Q

    3.3. Pendapatan Maksimum

    Terdapat tiga pendekatan perhitungan pendapatan maksimum, yaitu :
    1. Pendekatan Totalitas (totality approach)
    Pendekatan totalitas membandingkan pendapatan total (TR) dan biaya total (TC). Jika harga jual per unit output (P) dan jumlah unit output yang terjual (Q), maka TR = P.Q. Biaya total adalah jumlah biaya tetap (FC) ditambah biaya variabel per unit(v) dikali biaya variable per unit, sehingga:
    π = P.Q – (FC + v.Q)
    2. Pendekatan Rata-rata (average approach)
    Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) kemudian laba total dihitung dari laba per unit dikali dengan jumlah output yang terjual.
    π = (P – AC).Q
    3. Pendekatan Marginal (marginal approach)
    Perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan marginal (MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR = MC.
    π = TR – TC

    4. Struktur Pasar

    Penentuan keseimbangan di pasaran barang bergantung kepada struktur barang yang diperjualbelikan. Struktur Pasar barang dibedakan kepada empat bentuk:

    –          Pasar persaingan Sempurna ,

    –          Pasar Monopoli ,

    –          Pasar persaingan Monopolistis ,dan

    –          Pasar Oligopoli.

    4.1 Pasar persaingan Sempurna

    Pasar persaingan sempurna dapat didefinisikan sebagai struktur pasar atau industri dimana terdapat banyak penjual dan pembeli, dan setiap penjual ataupun pembeli tidak dapat mempengaruhi keadaan dipasar.

    Ciri-ciri pasar persaingan sempurna:

    1. Perusahan adalah pengambil harga
    2. Setiap perusahaan mudah keluar / masuk
    3. Menghasilkan barang serupa
    4. Terdapat banyak perusahaan di pasar
    5. permbeli mempunyai pengetahuan sempurna mengenai pasar

    4.2 Pasar Monopoli

    Monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu perusahaan saja. Dan perusahaan ini menghasilkan barang yang tidak mempuyai barang pengganti yang sangat dekat.

    Ciri-ciri pasar Monopoli:

    1. Pasar Monopoli adalah Industri satu perusahaan
    2. Tidak mempunyai barang pengganti yang Mirip
    3. Tidak dapat kemungkinan untuk masuk ke dalam Industri
    4. Dapat mempengaruhi penentuan harga
    5. Promosi iklan kurang diperlukan

    4.3 Pasar Persaingan Monopolistis

    Pasar persaingan monopolistis pada dasarnya adalah pasar yang berada diantara dua jenis pasar yang ekstrem, yaitu persaingan sempurna dan monopoli. Pasar persaingan monopolistis dapat didefinisikan sebagai suatu pasar dimana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang yang berbeda corak.

    Ciri-ciri Persaingan Monopolistis:

    1. Terdapat banyak penjual
    2. Barangnya bersifat berbeda corak
    3. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan mempengaruhi harga
    4. Kemasukan ke dalam Industri relatif mudah
    5. Persaingan mempromosi penjualan sangat aktif

    4.4 Pasar Oligopoli

    Pasar oligopoli adalah pasar yang terdiri dari hanya beberapa produsen saja. Oligopoli merupakan pasar barang yang terdiri hanya dari beberapa perusahaan yang mempunyai ukuran dan modal yang relative besar, barang yang dihasilkannya berbeda corak atau barang serupa.

    Ciri-ciri Pasar Oligopoli:

    1. Menghasilkan barang standar maupun barang berbeda corak
    2. Kekuasaan menentukan harga adakalanya lemah dan adakalanya sangat tangguh
    3. Pada umumnya perusahaan oligopoli perlu melakukan promosi secara iklan

    5. Uang

    Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.

    Jenis uang yang beredar dimasyarakat dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu uang kartal dan uang giral.

    • Uang kartal

    Uang Kartal terdiri dari uang kertas dan uang Logam. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam.

    Jenis Uang Kartal Menurut Lembaga Yang Mengeluarkannya

    Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang negara dan uang bank.

    Uang negara adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, terbuat dari kertas yang memiliki ciri-ciri : Dikeluarkan oleh pemerintah, Dijamin oleh undang undang, Bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya, Ditandatangani oleh mentri keungan.

    Namun, sejak berlakunya Undang-undang No. 13/1968, uang negara dihentikan peredarannya dan diganti dengan Uang Bank.

    Uang Bank adalah uang yang dikeluarkan oleh Bank Sental berupa uang logam dan uang kertas, Ciri-cirinya sebagai berikut: Dikeluarkan oleh Bank Sentral, Dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank Sentral, Bertuliskan nama bank sentral negara yang bersangkutan (di Indonesia : Bank Indonesia), Ditandatangani oleh gubernur bank sentral.

    Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnya

    A. Uang logam

    Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan diterima orang.

    Uang logam memiliki tiga macam nilai yaitu:

    –          Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang.

    –          Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang.

    –          Nilai Tukar, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan dengan suatu barang (daya beli uang).

    B. Uang kertas

    Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indinesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).

    Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar. Ada 2(dua) macam uang kertas :

    –  Uang Kertas Negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah dengan jumlah yang terbatas dan ditandatangani mentri keuangan.

    –  Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh Bank Sentral.

    • Uang Giral

    Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic transfer.

    Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral.

    Terjadinya uang giral

    Uang giral dapat terjadi dengan cara berikut:

    –          Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku biro gilyet. Uang tersebut sewaktu-waktu dapat diambil atau penyetor menerima pembayaran utang dari debitur melalui bank. Penerimaan piutang itu oleh bank dibukukan dalam rekening koran orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary deposit.

    –          Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara menjual surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit.

    –          Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit.

    • Uang Kuasi

    Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran. Biasanya uang kuasi ini terdiri atas deposito berjangka dan tabungan serta rekening valuta asing milik swasta domestik.

    Sumber :

    Sukirno, Sadono. 2005.MikroEkonomi Teori Pengantar, Edisi Ketiga.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

    nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/…/mikro-6-beaya-produksi-dan-penerimaan.pdf

    dspace.widyatama.ac.idbitstreamhandle10364601bab2.pdf…5

    id.wikipedia.org/wiki/Uang

    http://id.wikipedia.org/wiki/Uang#Jenis

    ahim.staff.gunadarma.ac.id…Handout+Teori++Ekonomi+Makro.doc